1. Bahaya membentak anak
karena memusnahkan sel otak anak
Karena bentakan atau perkataan yang kasar dapat membunuh
lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga.Dan
bahkan sebuah pukulan atau cubitan yang disertai dengan bentakan maka akan
membunuh lebih dari bermilyar-milyar sel otak saat itu juga.Akan tetapi
sebaliknya, dengan 1 pujian, kehangatan pelukan dan kasih sayang maka akan
membangun dengan sangat baik bibit kecerdasan seorang anak... yang membuat
perkembangan otak anak yang sangat cepat.
Hasil penelitian tersebut dari seorang yang bernama Lise
Gliot, dia berkesimpulan seperti itu, pada anak yang masih dalam pertumbuhan,
terutama pada masa “golden age” yaitu pada umur 2-3 tahun.Suara hanya cenderung
lebih keras, maka sudah menjadi masalah...
Lise Gliot menjelaskan bahwa suara yang keras dan
bentakan yang keluar dari orang tua dapat merusak atau menggugurkan sel otak
anak yang sedang tumbuh.
Sedangkan ketika sang ibu sedang memberikan belaian
lembut sambil menyusui anaknya, maka rangkaian otak terbentuk indah.
Penelitian Lise Gliotini ini, dengan melakukan penelitian
pada objeknya yaitu anaknya sendiri.
Dia berinisiatif memasang kabel perekam otak yang dihubungkan
dengan sebuah monitor komputer, dengan begitu akan terlihat setiap perubahan
yang terjadi dalam perkembangan otak anaknya.Dan dia menyatakan bahwa hasilnya
sangat luar biasa, saat sang anak menyusui sang anak maka akan terbentuk
rangkaian indah pada sel otak anak.
Namun ketika dia terkejut ketika ada suara yang sedikit
keras, maka rangkaian indah sel otak yang menggelembung seperti balon tersebut
pecah berantakan, dan kemudian juga terjadi perubahan warna.Dari penelitian
yang dilakukan Lise Gilot ini menjelaskan bahwa pengaruh marah dan bentakan
pada anak akan sangat mempengaruhi perkembangan sel otak anak.
Bahaya, apabila hal tersebut dilakukan secara sering
bahkan tidak terkendali, maka dapat berpotensi besar untuk mengganggu struktur
otak anak itu sendiri.
Hati-hati ketika ingin memarahi anak...
Sang peneliti Lise Gilot memberikan nasihat bahwa kita
harus berhati-hati dalam memarahi sang anak.Dan tidak hanya itu saja, hal itu
juga akan mengganggu fungsi organ-organ penting di dalam tubuh seperti hati,
jantung dan yang lainnya.
Efek dari kerusakan pada sel-sel otak karena bentakan
lebih besar pengaruhnya pada anak-anak. Adapun pada remaja dan orang dewasa
juga berpotensi mengalami kerusakan, tetapi tidak sebesar dengan yang disertai
oleh anak-anak.
Bentakan kepada sang anak akan mengakibatkan hal yang
fatal, efek jangka panjangnya dapat dilihat pada orang-orang yang sering
mengalami bentakan di masa lalunya (masa kecilnya).......orang-orang tersebut
akan lebih banyak melamun, dan juga lambat dalam memahami sesuatu
Kemudian juga biasanya akan mudah untuk meluapkan rasa
marah, panik dan sedih. Mereka biasanya akan seringkali mengalami stress hingga
depresi dalam hidup.
Hal ini karena kesulitan dalam memahami pola-pola masalah
yang mereka hadapi. Dan itu semua adalah akibat dari sedikitnya sel-sel otak
yang aktif dari yang seharusnya.
2. Anak akan
tumbul menjadi pribadi yang emosional
Ketika sering dibentak, anak akan meniru hal yang
“diterimanya” itu dalam kehidupan sehari-harinya.
Dimana Anak akan tumbuh menjadi sosok yang mudah marah,
sulit mengendalikan diri, emosional, dan suka teriak-teriak.
Karena tindak kekerasan baik itu verbal maupun non verbal
berdampak buruk pada psikologi sang anak.
3. Tingkat
kepercayaan anak kepada orang tua menurun
Dimana orang tua kerap dijadikan panutan bagi sang anak
pada umumnya, sehingga kebiasaan orang tua akan ditiru sangat anak, termasuk
kebiasaan berbicara dengan nada yang kasar dan tinggi.
Memarahi anak di depan teman-temannya, hal ini tentu bisa
mempertaruhkan harga diri sang anak ketika berada di tengah lingkungan
pertemanan atau lingkungan bermainnya.
Sehingga hal ini dapat mengakibatkan tingkat kepercayaan
anak kepada orang tuanya menjadi turun. Alhasil segala petuah / nasehat dari
orang tua nantinya hanya dianggap sebelah mata oleh sang anak.
4. Anak menjadi
depresi
Membentak anak yang beranjak remaja juga merupakan hal
yang tidak baik.
Remaja berusia 13 tahun yang sering dibentak oleh orang
tuanya memperlihatkan lebih banyak gejala depresi dibandingkan dengan teman
seumurannya yang tidak mendapatkan hal kurang baik itu.Permasalahan seperti ini
dikemukakan sebuah studi baru yang dipublikasikan di jurnal Child Development.
Salah satu poin disebutkan, yaitu alih-alih orang tua
“berniat baik” untuk memperbaiki perilaku sang remaja...tetapi dengan cara
diteriaki, dihina dan dibentak oleh si orang tua, maka hal ini justru membuat
perilaku sang remaja masalah tambah buruk.
5. Kesulitan
menjadi pendengar yang baik
Supaya anak nantinya tumbuh menjadi pribadi sebagai
pendengar yang baik, maka sang anak perlu tumbuh di lingkungan yang membuatnya
dapat berpikir positif.
Ketika orang tua berbicara dengan nada tinggi alias
membentak, justru dapat mengakibatkan anak terganggu perkembangannya dan mengalami
pada gangguan pendengaran.
Selain masalah pendengaran, juga masalah hati yang
"terluka" karena sang anak menerima perlakuan buruk, alhasil anak
akan kesulitan untuk tumbuh menjadi pendengat yang baik.
6. Anak
kehilangan inisiatif karena takut salah
Anak yang sering dibentak dan dimarahi, apalagi dimarahi
secara membabi buta, maka bisa beresiko menjadi diri anak kesulitan dalam
melakukan suatu inisiatif.
Hal itu karena di dalam jiwa sang anak tertanam perasaan
takut salah karena sering dibentak. Sehingga anak akan minim sekali dan
kesulitan untuk bisa melakukan inisiatif.